Tercipta satu jembatan dari bawah menuju panggung eksekusi. Kala Perang Puncak Marineford tengah panas, Inazuma dengan kekuatannya membuat jembatan tersebut agar Luffy bisa menyelamatkan kakaknya, Ace.

Penuh semangat si Topi Jerami itu berlari. Namun, tanpa disangka di tengah jembatan muncul kakeknya, Garp sang Pahlawan Angkatan Laut. Dialog antara cucu dan kakek pun tercipta di sana. Saat mungkin semua mata tertuju ke arah mereka.

"Kakek! Menyingkirlah dari sana!" seru Luffy.

"Tidak akan, Luffy! Aku adalah Laksamana Madya markas besar Angkatan Laut!" kata Garp di sana. "Dari dulu jauh sebelum kau lahir, aku sudah bertarung melawan bajak laut. Kalau kau mau lewat, langkahi dulu mayatku, Luffy si Topi Jerami! Ini adalah jalan yang kalian pilih!" tambahnya.

Garp menyebut "Luffy si Topi Jerami". Tak lagi sekadar "Luffy" apalagi "cucuku". Dari perkataannya menandakan ia benar-benar serius menganggap Luffy sebagai musuh, penjahat yang harus ia kalahkan. Semakin meyakinkan juga saat pria yang sering nyaris saling bunuh dengan Roger itu berkata di ujung percakapan, "Luffy, kau adalah musuhku!"

Meski terdengar serius akan apa yang keluar dari mulutnya, Garp malah membiarkan Luffy memukul dirinya hingga terjatuh. Sama-sama melayangkan tinju, namun tentu dapat diketahui bahwa Garp mengalah dengan ia menutup mata.

Pahlawan Angkatan Laut itu bisa saja menghabisi Luffy, atau sekadar membuat cucunya jatuh dengan tinju. Akan tetapi, di jembatan itu Garp dihadapkan pada pilihan yang sangat sulit. Ia Marinir, tapi juga seorang kakek. Luffy bajak laut, namun juga merupakan cucunya. Tugas atau keluarga? Memukul atau dipukul? Menang atau mengalah? Garp secara terpaksa harus memilih satu dari setiap pilihan.

Yang jelas, Garp membuat keputusan di keadaan sulit. Entah baik atau buruk. Mungkin benar atau salah. Dia memilih dipukuli dan membiarkan Luffy terus berlari di jembatan itu. Jembatan tersebut memang hancur. Namun, itu jembatan yang sangat bersejarah dalam hidup Garp.

Hidup memang pilihan. Hidup adalah tentang mengambil keputusan. Terkadang, berat dan susah. Tak mudah untuk menentukan. Manusia memang hidup di antara benar atau salah, di antara tepat atau keliru. Meski terkadang tak tahu pasti apakah sudah benar dan tepat atau salah dan keliru keputusan yang diambil, manusia tetap harus menentukan pilihannya.

Ada saat-saat di mana keadaan menghadapkan manusia pada pilihan yang sulit dalam kehidupan. Untuk menentukan, kata banyak orang cukup dengarkan kata hati tiap pribadi. Masalahnya, siapa yang tahu pasti apa itu kata hati?

Related Posts

Silakan pilih sistem komentar anda ⇛   

0 komentar untuk Jembatan - ONE PIECE