Gadis kecil itu--tak jauh beda dengan Luffy dulu saat meminta diajak Shanks--ingin ikut berlayar bersama Ace sebagai bajak laut. Namun, tentu si Tinju Api tidak mengizinkan, karena Tama masih terlalu kecil. Ia masih lima tahun kala itu.
Ace yang walaupun tidak membawa Tama masuk ke dalam petualangannya sebagai bajak laut saat itu, tapi ia berkata akan kembali suatu saat nanti. Akan ada saatnya ia ke sana lagi, saat bajak lautnya telah menjadi lebih besar. Namun, sayang sekali Ace tak akan pernah kembali sampai kapan pun juga. Sebab, tinju magma Akainu telah membuat Ace berpisah dengan dunia. Ace tewas dalam Perang Puncak Marineford.
Tama terus menunggu, berharap perkataan Ace benar tentang dirinya akan kembali lagi, bahkan Tama berharap ia akan ikut serta bersama Ace saat kedatangan kedua kali pria itu di Wano Kuni. Tama masih menanti, sampai suatu ketika Luffy datang membawa kabar yang menyayat hati.
"Si Ace yang selama ini kau tunggu-tunggu ... apa nama lengkapnya Portgas D. Ace, Tama?" tanya Luffy.
"Apa kau mengenalnya, Kak?" Tama balas bertanya.
"Dia sudah meninggal," jawab Luffy.
Terang saja Tama kaget, bahkan sampai pingsan. Sosok yang ia idamkan akan kembali, sosok yang ia nanti kehadirannya lagi, nyatanya telah pergi selamanya dari dunia yang ia tempati.
Fakta yang begitu menyakitkan awalnya tak ingin dipercaya oleh Tama. Barangkali, kenangan-kenangan indah saat Ace masih ada langsung berputar-putar dalam kepalanya. Tenguyama marah pada Luffy di sana. Meski valid kabar kematian Ace, tapi tak sepantasnya Luffy terang-terangan bilang begitu. Akan ada saat yang tepat kata Tenguyama.
Meski begitu, Luffy punya kata-kata yang cukup bagus untuk menanggapi. "Walau dia (Tama) terus menunggu pun, Ace tak akan kembali." Terwujudnya keinginan dari penantian Tama terhadap datangnya Ace memang tidak akan pernah terjadi. Yang telah mati, tidak mungkin kembali lagi.
Tiada yang lebih menyakitkan dari menanti seseorang yang telah mati, bukan?
Pada
March 16, 2019
0 komentar untuk ONE PIECE - Penantian