Cinta itu indah, dan harusnya suci. Kebohongan sebaiknya tak dijadikan sebuah komponen dalam suatu hubungan atas nama cinta. Karena, apabila sucinya cinta dikotori sebuah kebohongan, maka hasil yang tidak diinginkan kemungkinan besar kau dapatkan.

Cerita tentang Senor Pink dan istrinya, Russian, adalah gambaran akan hal itu. Oda jarang memasukkan persoalan cinta antar dua insan dalam cerita yang dibuatnya. Kisah ini hanya bagian kecil dari megahnya manga One Piece. Namun, kisah ini memiliki makna yang besar, serta kesan mendalam.

Inilah kisah cinta dan kebohongan, Senor Pink dan Russian:

Pada suatu malam di suatu kota, hujan turun dengan derasnya. Pink berteduh, dan terlihat seorang wanita cantik berlari ke dekatnya. Mereka berteduh bersama malam itu. Entah kebetulan, entah takdir, atau entah diantar oleh dewa-dewi cinta, hujan malam itu mempertemukan Pink dan Russian.

"Aku jadi basah kuyup, deh," Russian mulai basa-basi.

Aku sangat yakin, cinta mereka telah tumbuh sejak pandangan pertama malam itu. Selain basa-basi tadi, Russian kemudian melanjutkan bicara. Ia berujar tentang hal yang disukai, dan hal yang dibenci.

"Aku suka hujan, dan yang kubenci adalah bajak laut," lanjutnya.

Terang saja Pink kaget. Pasalnya, wanita yang ia cintai pada pandangan pertama membenci bajak laut, sedangkan Pink berprofesi sebagai bajak laut.

Saat Russian bertanya terkait pekerjaan Pink, Pink berbohong dan berkata, "Aku seorang banker".

Dari sinilah kebohongan Pink dimulai. Kebohongan atas nama cinta, dengan alasan klise, tak ingin dibenci. Entah setan apa yang memberanikan Pink berbohong, atau mungkin hatinya sendiri yang ingin begitu.

Singkat cerita, hubungan dua orang ini makin dekat, hingga akhirnya mereka menikah. Dua orang yang menikah harus bersumpah saling cinta, saling menjaga, saling melindungi, dan saling percaya satu sama lain. Dua orang yang menikah harus menjadi satu dalam cinta, bukan lagi dua orang yang berbeda.

Pink dan Russian pun dikaruniai seorang anak yang tampan. Gimlet namanya, buah cinta mereka.

Keluarga mereka menjadi keluarga yang berbahagia. Mereka saling cinta dan saling jaga, hanya saja kebohongan Pink masih tetap ada. Sebagai seseorang yang mengabdi pada Doflamingo, ada hari-hari tertentu di mana Pink pergi bertempur, dan melakukan serangkaian kejahatan sebagai bajak laut. Russian tak tahu akan hal itu. Dia masih percaya, bahwa Pink seorang banker.

Tibalah suatu hari yang menjadi awal petaka. Hari di mana kebohongan Pink terungkap sudah. Meski Russian tak tahu Pink merupakan bajak laut, setidaknya dia paham bahwa Pink tak kerja di bank. Pink berbohong soal profesi.

Hari itu, Gimlet terserang demam parah. Tentu sebagai ibu yang baik Russian membawanya ke rumah sakit. Namun, takdir berkata lain. Bayi kecil yang lucu itu harus menutup usia, meninggalkan luka mendalam bagi orang tua. Semua manusia akan mati, akan lenyap dari bumi. Ini hanya tentang waktu. Ada yang mati saat masih bayi, seperti Gimlet. Adapun yang beruntung berumur panjang.

Gimlet mati karena sakitnya. Yang membuat ini jadi cerita menyedihkan, Pink tak ada di samping Gimlet dan Russian kala itu. Russian telah coba menelepon ke bank, tapi pihak bank malah menjelaskan tak ada orang seperti Pink bekerja di sana. Ya ... Pink tak kerja di bank. Dia bajak laut, dan waktu itu tengah ada tugas yang tak bisa ia abaikan.

Saat Pink pulang, kabar duka menjamunya. Tangis sang istri menyambutnya. Dan kepergian istrinya jadi kisah pilu percintaannya.

Russian marah, sedih, dan tak terima. Pink telah diketahui membohongi wanita cantik itu. Saat hujan dan badai di malam penuh cerita itu, Russian memutuskan pergi saja dari rumah. Pink melarangnya, namun ia tak kuasa. Amarah Russian tak bisa dibendung dengan kata.

Ironis memang, sebab awal mereka berjumpa adalah malam di mana hujan mengguyur kota. Dan saat hari di mana Russian memutuskan pergi, hujan kembali turun dengan derasnya.

Kemudian, lagi-lagi kabar tak sedap harus Pink terima. Realita mungkin saja meremukkan hatinya, tapi sebagai pria ia tetap berdiri mencoba menerima semua. Pink diberi tahu, Russian tertimpa longsor, dan kondisinya telah menjadi vegetatif. Vegetatif benar-benar mimpi buruk. Saat vegetatif, seseorang masih hidup, tapi tak beda dengan 'mayat' yang bernapas saja. Orang yang vegetatif tak bisa merespons apa pun juga.

Baru saja kehilangan anak tercinta, kini kondisi istri Pink luar biasa menyakitinya. Ketegaran Pink diuji. Meski tangis terlihat di wajahnya, namun ia coba tetap menahan segala sakit dalam dada.

Di rumah sakit, berulang kali Pink mengajak Russian bicara. Hasilnya nol semua. Orang vegetatif memang tak akan bisa merespons segalanya. Akan tetapi, suatu hari keajaiban tercipta. Pink yang terus berusaha menemukan topi bayi milik Gimlet. Ia pun mengenakannya dan bertanya, "Apakah aku mirip Gimlet?" Awalnya, Pink menganggap itu sekadar lelucon yang buruk, tapi tak disangka Russian bisa tersenyum dibuatnya. Benar-benar keajaiban.

Dari sini kita belajar, jangan berhenti berusaha sampai keajaiban tercipta.

Pink pun yang ingin Russian tetap tersenyum, terus memakai topi bayi milik Gimlet. Bahkan, pakaian layaknya bayi juga ia pakai.

Tentu, orang-orang menertawakannya. Bahkan, ada yang bilang Pink sudah gila. Namun, Pink tak pernah peduli itu. Kata orang bukan hal penting bagi dirinya. Yang terpenting bagi Pink, adalah senyum manis dari Russian tercinta.

Kisah ini sangat menyentuh, setidaknya begitulah menurutku. Juga Oda, sebagai pembuatnya, seolah ingin berpesan, bahwa cinta harus dibangun di atas kejujuran. Cinta dan kebohongan tak bisa disatukan, nanti hasilnya menyakitkan.

Related Posts

Silakan pilih sistem komentar anda ⇛   

0 komentar untuk ONE PIECE - Cinta Dan Kebohongan